Berbagai jenis tari tumbuh dan berkembang di tatar sunda Jawa Barat dengan ciri khas masing-masing sesuai kreatifitas masyarakat penduduknya. hasil kreatifitas tersebut kemudian dikenal dengan sebutan tari sunda. Seperti halnya masyarakat lain yang ada di Indonesia, masyarakat sunda memiliki keragaman kebiasaan, antara lain dialek, adat istiadat, gaya hidup, serta berbagai hal hakiki yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor internal lingkungan.
Masyarakat sunda adalah orang-orang yang secara turun temurun menggunakan bahasa sunda sebagai bahasa ibu dalam kehidupan sehari hari, yang berasal dan bertempat tinggal di daerah Jawa Barat. Daerah ini juga sering diseut tanah pasundan, Tatar sunda, Parahiyangan atau Priangan. Pada kenyataannya, Jawa Barat terdiri dari berbagai wilayah etnik dan geografis yang membedakan pula hasil seni budaya yang justru di sisi lain sangan memberikan keragaman, antara lain: Priangan, Pantura ( kaleran), Pakidulan dan Cirebonan.
Keragaman sub etnik tatar sunda tersebut di atas, akan dibahas dari berbagai perspektif yang melatar belakanginya, terutama khusus mengenai latar budaya masyarakatnya, yang masing2 wilayah memiliki karakter yang berbeda. Hal ini diharapkan akan sangat membantu menganalisas'mengapa' seni pertunjukan di masing2 daerah menjadi berbeda serta mempunyai ciri khas yang spesifik, khusunya pada pertunjukan tari yang kemudian melahirkan tradisi dan gayanya masing-masing, seperti misalnya: seni (tari) tradisi Priangan; gaya Bandung, gaya Sumedang, gaya Garut dan sebagainya, Seni (tari) Cirebon; gaya Losari, Slangit, Geresik, Kreo, Palimanan, dan Indramayu. Seni (tari) tradisi kaleran ; gaya Subang, gaya Karawang dan sebagainya. Begitu pula 'mengapa' di wilayah perkebunan banyak seni pertunjukan yang di dalamnya disemarakan oleh tarian ronggeng, yang semuanya muncul dari seni pertunjukan rakyat?
dikutip dari : Tari di Tatar Sunda (Endang Caturwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar